Telur Berdiri di Tugu Khatulistiwa Sebuah Mitos atau Fakta? Fenomena kulminasi Matahari

Telur berdiri di tugu khatulistiwa
Telur Berdiri dapat berdiri di Area Tugu Khatulistiwa. Beberapa waktu lalu saat akan melakukan percobaan di Tugu Khatulistiwa. Kami bertemu wisatawan yang sedang mencoba mendirikan telur. Sambil hati-hati mereka perlahan mencoba mendirikan telur tersebut. Beberapa diantara mereka berhasil mendirikannya. Beberapa bulan berikutnya saya datang tepat saat perayaan peristiwa kulminasi matahari (Maret 2016) . Beberapa teman mencoba tantangan mendirikan telur di garis khatulistiwa saat kulminasi. Hasilnya deretan telur dapat berdiri disejajarkan di garis khatulistiwa. Apakah benar telur bisa berdiri karena di daerah khatulistiwa atau saat kulminasi terjadi?

telur berdiri di tugu khatulistiwa
Telur Berdiri di Tugu Khatulistiwa
Sebagai seorang manusia biasa, rasa ingin tahu dan tidak percaya menghampiri. Benarkah hal ini terjadi akibat fenomena kulminasi di daerah khatulistiwa  yang diakibatkan oleh peristiwa sejajarnya poros bumi dengan poros matahari. Hal ini diyakini akan menimbulkan gaya gravitasi yang cukup kuat untuk membuat telur tetap setimbang berdiri. I’m have been very interisting until i get some of scientific fact. Meminjam pernyataan Richard Feynman seorang fisikawan amerika bahwa "Science is a way for us to not fool ourselves"

Gaya gravitasi (Gaya gravitasi umum newton)
Gaya gravitasi adalah gaya saling tarik menarik yang terjadi pada benda untuk dapat saling mendekat satu sama lain. Gaya ini bergantung pada besar masing-masing massa benda dan jarak antar kedua benda. Secara singkat, semakin besar massa benda dan semakin dekat jaraknya maka gaya gravitasi yang bekerja antar kedua benda akan semakin besar. Berikut ini persamaan umumnya (Jika bingung dan mulai pusing melihat rumus segera abaikan )
F = G(M.m)/r^2
F = gaya gravitasi satuannya Newton
G = Tetapan umum gravitasi
M/m = Massa kedua benda satuannya kg
r = Jarak antara kedua benda satuannya meter

Jarak Antara Bumi dan Matahari
Berdasarkan hukum kepler lintasan bumi saat mengelilingi matahari berbentuk elips. Dikutip dari laman nationalgeographic.co.id Karena orbit Bumi berbentuk elips, maka setiap tahun akan ada satu titik terdekat yang disebut dengan perihelion (perihelium) dan titik terjauh dengan matahari yang dikenal dengan aphelion (aphelium). Pada titik aphelium jarak bumi dan matahari sekitar 152 juta kilometer dan pada titik perihelium sekitar 147 km. Aphelium terjadi pada bulan juli dan perihelium terjadi pada bulan januari. Meskipun secara fisika gaya gravitasi akan menguat pada saat perihelium. Tapi, Menurut Mark Hammergren, astronom dari Planetarium Adler di Chicago, Illinois, AS  sepakat bahwa hal ini tidak menyebabkan dampak apa pun di Bumi. Jarak aphelium dan perihelium yang tidak terlalu signifikan juga tidak membuat warga Bumi merasakan perbedaannya (Nationalgeographic.co.id).

Titik Kulminasi
Titik kulminasi adalah fenomena matahari tepat berada diatas garis khatulistiwa dan melewati equator. Jika melihat dari sudut pandang lebih luas. Fenomena kulminasi adalah peristiwa dimana posisi poros bumi tepat sejajar dengan poros matahari. Pada saat kulminasi bumi tidak memiliki kemiringan yang mengakibatkan baik belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan terpapar sinar matahari secara merata. Kemudian waktu siang dan malan diseluruh bagian bumi relatif sama yaitu 12 jam. Mohon lihat skema berikut ini.

Peristiwa pada tanggal 19-21 maret dan 21-23 september disebut Equinox. Di daerah subtropis peristiwa ini merupakan peralihan musim, yaitu spring equinox dan autum equinox.  Fenomena ini tidak membawa dampak gelombang panas equinox. Eh kok malah jauh banget yah, tidak apa-apa kan?
Setelah saya tanya mbah google dan mebenturkannya dengan pengetahuan pribadi akhirnya didapat penjelasan sebagai berikut.
Pertama, fenomena telur berdiri di tuguk khatulistiwa jarang sekali di bahas penyebabnya secara ilmiah di forum-forum Indonesia baik secara langsung maupun di internet, dan kekaguman saya akan peristiwa tersebut membuat saya KEPO. 
Kedua, didapati bahwa fenomena telur berdiri tidak hanya bisa dilakukan di daerah khatulistiwa saja (Jeng jreng jenggg). Wow, SOK TAU KAMU YA. Wkwkw ampun. Hasil penelusuran bahwa peristiwa ini juga dilakukan oleh orang orang di amerika dan tiongkok. Ternyata kebiasaan ini berdasarkan beberapa forum, berasal dari tiongkok. Mereka menandai Equinox sebagai perbuhanan musim. Mereka meyakini kembali seimbangnya natara kegelapan (malam) dan cahaya (siang), untuk menandai perisitiwa tersebut mereka mendirikan telur. Di luar negeri hal ini menjadi topik juga beberapa orang mencoba menyeimbangkan/mendirikan telur pada bulan lain. Hasilnya J Mereka berhasil pemirsahhh. Kesimpulan kedua, di luar negeri diyakini telur dapat berdiri pada tanggal tertentu namun bukan tempat. Kemudian, ada yang membuktikan bahwa mereka dapat mendirikan telur papa waktu selain Equinox.
Ketiga, mengenai tempat mendirikan telur harus ditugu khatulistiwa. Kalo kalian menyimak dengan baik USA sama tiongkok dilewati garis khatulistiwa :o. Perlu kesabaran dan waktu yang agak lama dalam mencoba mendirikan telur. Fenomena telur berdiri lebih tepat diakaitkan dengan kesetimbangan benda tegar. Mungkin terdengar ilmiah alasan gravitasi menguat saat kulminasi tapi, untuk ukuran penelitian hal ini pengaruhnya tidak ada. Mungkin telur berdiri akibat kulminasi di garis khatulisitwa dapat dimasukkan dalam pseudoscience. 
Dari pemaparan diatas tidak ditemukan hubungan antara peristiwa kulminasi dengan menguatnya gaya gravitasi. Kulminasi terjadi pada bulan maret dan september sedangkan titik terdekat bumi terjadi pada bulan januari. Melihat fakta tersebut harusnya gaya gravitasi menguat pada bulan januari. Peristiwa kulminasi bukan berarti jarak matahari dan bumi menjadi lebih dekat. Profesor Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dilansir detik.com (23/3/2014) mengatakan memang benar dalam kulminasi matahari dapat mengakibatkan hilangnya bayangan matahari. Namun menurut pria yang menjabat sebagai Kepala LAPAN ini, telur dapat berdiri bukan diakibatkan kulminasi matahari.
Meminjam dari pernyataan Schmid  ''On the other hand, I don't wish to spoil people's fun. I'm in favor of seasonal celebrations, and if egg balancing ceremonies add to the enjoyment of the festivities, I would encourage people to participate in them.''
Inilah hasil investigasi pribadi saya, besar harapannya teman-teman dapat membuat penelitian lebih lanjut mengenai fenomena ini. Sebagai ruang diskusi dalam mengembangkan dan memajukan tugu khatulistiwa pontianak  agar kedepan tugu khatulistiwa menjadi salah satu wisata edukasi di Indonesia.

Berikut ini beberapa link referensi yang saya gunakan :

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama