Penemuan Elektron - Tabung Lucutan Gas

sejarah penemuan elektron
Penemuan Elektron. Petir adalah aliaran muatan listrik di udara bertekanan satu atmosfer. Agar dapat menembus udara dengan tekanan itu, diperlukan kuat medan listrik yang besarnya 30,000 V/cm. Di dalam tabung bertekanan kurang dari 1 atmosfer, aliran muatan listrik dapat terjadi pada kuat medan listrik kurang dari 30.000 V/cm. Tahun 1855, H. Geissler berhasil menemukan teknik penghampaan atau pemvakuman udara, sehingga tekanan dalam tabung menjadi sangat rendah, sampai pada tekanan 0,01% dari tekanan udara normal, yang berarti sama dengan 0,00001 atmosfer. Penemuan Geissler ini sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

Penemuan Geissler selanjutnya digunakan oleh Julius Plocker untuk melakukan percobaan. Sebuah tabung berisi gas diberi elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda) pada ujung-ujungnya. Jika elektroda-elektroda dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi molekul-molekul gas akan ter-ionkan menjadi muatan positif dan muatan negatif. Peristiwa ini sering dinamakan pelucutan gas (discharge). Adapun instrumen yang digunakan sering disebut tabung lucutan.
Plocker menghampakan tabung lucutan. Kemudian memberi tegangan tinggi pada kedua elektrodanya. Amperemeter dipasang untuk memantau arus. Karena tidak ada gas di dalamnya, maka diharapkan tidak ada arus yang mengalir. Ternyata hasilnya lain, yaitu ada arus. Yang lebih mengherankan lagi, dinding tabung di belakang anoda berpendar mengeluarkan cahaya hijau pucat. Plocker tidak dapat menjelaskan kedua peristiwa itu.
Para fisikawan telah melakukan percobaan pelucutan muatan dalam tabung lucutan gas. Tabung lucutan gas adalah sebuah tabung kaca ( seperti tabung neon) yang memiliki dua buah elektroda pada kedua ujungnya. Elektroda positif (anoda ) dihubungkan ke kutub positif dan elektroda negatif (katoda) dihubungkan ke kutub negatif sumber tugangan tinggi DC ( 30Kv s/d 5 Kv)ketika gas  dalam  tabung dikurang dengan memompa keluar sampai tekanan gas kira-kira 0,01 mmHg. Kaca didekat anoda berpendar kehijau-hijauan. Menurut ahli fisika tahun 1870-an cahaya kehijau-hijauan ini adalah akibat radiasi sinar yang bergerak dari katoda menuju anoda. Sinar tersebut disebut sinar katoda.


Pada tahun 1875, Sir William Crookes berusaha menyelidiki sifat-sifat sinar kehijauan itu . Ia menggunakan tabung yang dibelokkan tegak lurus. Sinar kehijauan muncul pada bagian tabung yang langsung berhadapan dengan katoda. Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang keluar dari katoda. Eugene Goldstein menamakannya sinar katoda.
Penyelidikan selanjutnya terhadap sinar katoda, akhirnya ditemukan sifat-sifat sinar katoda, yaitu:
  1. Tidak bergantung pada material/bahan katoda. Sifat ini tidak berubah ketika katoda diganti dengan bahan-bahan yang berbeda;
  2. Merambat lurus. Ketika diberi penghalang, ternyata menghasilkan bayang-bayang dibelakangnya;
  3. Dapat dibelokkan oleh medan listrik;
  4. Dapat dibelokkan oleh medan magnet;
  5. Dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia, misalnya dapat mengubah warna garam perak;
  6. Dapat memendarkan sulfida seng dan barium platina sianida;
  7. Dapat menghasilkan panas;
  8. Dapat menghilangkan plat foto
  9. Dapat menghasilkan sinar X
Karena dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet, maka sinar katoda merupakan partikel bermuatan listrik, tepatnya bermuatan listrik negatif yang selanjutnya diberi nama elektron.
Berbagai temuan berkesan dalam bidang kimia-listrik memicu pula keingintahuan para ilmuan pertengahan abad ke-19 untuk meneliti pengaruh kelistrikan pada gas. Sungguh mengesankan bahwa kegiatan ilmiah ini akhirnya mengukuhkan "elektron" sebagai atomos muatan listrik.
Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif. Thomson dapat menunjukkan bahwa partikel sinar katoda itu sama bila katoda diganti logam lain. Jadi partikel-partikel sinar katoda ada pada setiap logam yang disebut elektron.  Tanpa mngenal lelah dan menyerah, akhirnya Thomson dapat mengukur massa elektron, ternyata muatan elektron 1,6021 X 10-19 Coulomb dan massa elektron 9,1090 X 10-31 Kg.
Terjadinya sinar katoda dapat diterangkan sebagai berikut:
Pada tekanan yang sangat kecil, letak molekul-molekul udara sangat renggang, dalam gerakannya menuju katoda (-), ion-ion positif membentur katoda dengan kecepatan tinggi.
Benturan-benturan tersebut mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari logam katoda.

DAFTAR PUSTAKA
M Finn,Alonso.1987.Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua.Jakarta:Erlangga
Wihono,Bambang Subali.1986.Fisika Atom.Jakarta: Universitas Terbuka
Wospakrik,Hans.2005.Dari Atom Hingga Quark.Jakarta: Universitas Atma Jaya

Lebih baru Lebih lama